Belakangan ini, ramai pembicaraan mengenai rencana pembangunan megaproyek kereta cepat yang akan dilakukan oleh pihak Brunei Darussalam. Diketahui, rencana pembangunan tersebut digadang-gadang akan turut melintasi Malaysia dan Indonesia.
Ramainya pemberitaan ini, menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan masyarakat Indonesia mengenai kebenaran kabar tersebut. Sehingga, tidak sedikit masyarakat yang mencari tahu fakta dan kebenaran dari kabar pembangunan alat transportasi tersebut.
Fakta Menarik Seputar Rencana Megaproyek Kereta Cepat Brunei-IKN
Kabar rencana pembangunan alat transportasi lintas negara yang dilakukan perusahaan infrastruktur di Brunei Darussalam, menimbulkan banyak pertanyaan publik. Terlebih, proyek tersebut diklaim akan melintasi 3 negara Asia Tenggara.
Yakni mulai dari Brunei Darussalam, Malaysia dan Indonesia, sehingga dikenal sebagai alat transportasi Trans-Borneo. Untuk Anda yang penasaran akan kabar megaproyek tersebut, bisa menyimak faktanya berikut.
1. Merupakan Usulan Perusahaan Brunergy Utama
Menurut kabar beredar, proyek megaproyek kereta cepat merupakan usulan dari perusahaan infrastruktur yang berbasis di Brunei, yakni Brunergy Utama. Yang mana, merupakan perusahaan minyak dan gas yang beralih ke infrastruktur.
Diketahui, proyek tersebut diluncurkan pada akhir bulan Maret 2024 dan rencananya akan melintasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Yakni yang lokasinya berada di Pulau Kalimantan.
Adanya usulan tersebut, cukup disambut baik oleh Indonesia yang memang berencana membangun jaringan kereta barang KA Trans Asia. Yaitu Trans Asia Railway yang nantinya melewati Brunei dan Malaysia.
2. Bantahan Keras dari Pemerintah Brunei Darussalam
Meski baru sekadar perencanaan megaproyek kereta cepat, namun pihak Kementerian Perhubungan dan Infokomunikasi Brunei justru membantah keras. Bahkan disebutkan, pihaknya tidak pernah menunjuk Brunergy Utama mengerjakan proyek Trans-Borneo.
Tidak hanya itu saja, pihak tersebut juga tidak pernah menawarkan proyek alat transportasi yang melintasi 3 negara di dalamnya. Mulai dari Brunei, Malaysia sampai dengan Indonesia.
Adapun bantahan keras proyek pembangunan alat transportasi ini, juga turut ditulis pada keterangan resmi dari Pemerintah Brunei. Tepatnya, yakni pada tanggal 4 April 2024 lalu.
3. Bakal Diberi Nama Kereta Cepat Trans-Borneo
Fakta menarik lain terkait megaproyek kereta cepat, yaitu mengenai calon nama yang akan disematkan pada transportasi modern tersebut. Apabila alat transportasi yang melintas Jakarta-Bandung dinamakan Whoosh, berbeda dengan proyek ini.
Sebab, penamaan kereta api akan disematkan nama Trans-Borneo yang memang memiliki keunikan tersendiri. Terlebih lagi, transportasi ini digadang-gadang akan melintasi sebanyak 3 negara di dalamnya.
Yaitu mulai dari Brunei, Malaysia dan juga Indonesia dengan panjang lintasan sejauh 1.620 kilometer. Adapun lintasan transportasi tersebut dimulai dari bagian barat sampai dengan timur Pulau Kalimantan.
4. Presiden Jokowi Belum Diajak Berkomunikasi
Terkait rencana pembangunan alat transportasi ini, nyatanya juga sudah diketahui oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). Ketika ditanya mengenai proyek tersebut, Presiden Jokowi turut memberikan respons.
Dalam wawancara yang dilakukan, Presiden Jokowi menyatakan belum ada komunikasi dari pihak penyelenggara dengan Indonesia. Sehingga, bisa dikatakan jika rencana tersebut belum ada arah lebih lanjut untuk direalisasikan.
Kendati demikian, Presiden Jokowi turut menegaskan bahwa rencana pembangunan alat transportasi tersebut sebenarnya sudah ada. Dikarenakan, proyek pembangunan Trans-Borneo ini merupakan rencana lama.
5. Proses Pembangunan Trans-Borneo Akan Dibagi Menjadi 2 Tahap
Megaproyek kereta cepat Trans-Borneo sendiri, juga dikabarkan akan dibagi menjadi 2 tahap pembangunan. Hal ini dilihat dari pengumuman yang disampaikan langsung oleh pihak perusahaan Brunergy Utama.
Pada tahap pertama, pembangunan akan dilakukan dengan menghubungkan beberapa wilayah tertentu. Seperti halnya Pontianak, Ibu Kota Kalimantan Barat, Kuching, Kinabalu sampai dengan distrik Tutong, Brunei.
Dan untuk tahap pembangunan kedua, akan dilakukan dengan melintasi daerah bagian selatan dan timur Kalimantan. Termasuk di dalamnya yaitu ada daerah Samarinda dan juga Balikpapan.
6. Digadang-gadang Menghabiskan Dana Sebesar Rp 1.117 Triliun
Tidak banyak orang tahu, bahwa rencana pembangunan megaproyek kereta cepat Trans-Borneo ini akan ternyata menghabiskan dana cukup fantastis. Adapun dana yang dihabiskan yakni sebesar US$70 miliar.
Atau jika dikonversi ke mata uang rupiah, dana tersebut menelan biaya mencapai Rp 1.117 triliun. Dengan dana yang besar ini, bisa dibayangkan bagaimana kecanggihan alat transportasi tersebut jika benar-benar terealisasi.
Dan yang menariknya lagi, kereta ini juga akan melaju dengan kecepatan kurang lebih 350 kilometer per jam. Atau setara dengan kecepatan Kereta Cepat Whoosh yang dimiliki oleh Indonesia.
7. Belum Ada Pembahasan Lebih Lanjut dengan Pihak Kemenhub
Adapun fakta lain seputar megaproyek kereta cepat, yaitu dikatakan belum ada pembahasan lebih lanjut dengan pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Hal itu disampaikan langsung oleh pihak Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati.
Adita mengatakan, bahwa hingga sejauh ini belum ada proposal masuk ke pihak Kemenhub. Bahkan, pihaknya juga mengatakan jika belum ada pembahasan mengenai pembangunan alat transportasi lintas negara tersebut.
Adapun di sisi lain, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, yakni Risal Wasal mengatakan jika proyek ini masih usulan saja. Namun, pihak Kemenhub tidak menutup kemungkinan akan realisasi proyek kereta cepat Trans-Borneo.
Meski beritanya masih simpang siur, namun siapa sangka jika proyek pembangunan Trans-Borneo cukup disambut hangat oleh masyarakat. Sehingga, masyarakat hanya bisa menunggu saja kapan megaproyek kereta cepat tersebut terealisasi.